Apalah artinya Idul Fitri

Hari raya ‘idul fitri 1429 H baru saja berlalu. Di hari nan bahagia itu, kita seperti baru dilahirkan kembali ke dunia, seluruh dosa-dosa kita terampuni. kita ibarat kertas putih yang tak ternoda sedikit pun. Sebelum ‘idul fitri, kita telah dihadapkan dengan bulan ramadhan, bulan saatnya umat muslim di seluruh dunia melakukan ibadah puasa. Di bulan itu, kita diwajibkan untuk berpuasa menahan hawa nafsu, meninggalkan hal-hal yang keji, memperbanyak ibadah. itulah bulan penggemblengan. Namun, apa yang telah kita lalui selama sebulan penuh akan sia-sia jika keadaan kita tidak berubah menjadi lebih baik. setelah ramadhan, kita sama seperti sebelum ramadhan, senantiasa melakukan maksiat, berkata-kata kotor/tidak sopan, mencontek disaat ujian, berbohong, mengadu domba, membicarakan orang lain dan masih banyak lagi perbuatan-perbuatan yang justru menambah dosa kita. saat ramadhan, kita rajin melaksakan ibadah, shalat rawatib, tilawatil al-Qur’an, shadaqoh, berbuat baik terhadap orang lain, suka membantu. Akan tetapi, setelah ramadhan perbuatan-perbuatan kita berubah 180º. itukah yang disebut seorang muslim yang kaffah? mungkin kah kita masuk surga-Nya jika kita tetap seperti itu?jawabannya bukan lain adalah tidak. Jadi, apalah artinya bulan ramadhan jika kita tidak meninggalkan perbuatan-perbuatan yang dapat menambah dosa kita. seharusnya kita lebih sadar bahwa kita harus senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah swt, senantiasa mengingat-Nya, beribadah hanya untuk-Nya, melakukan segala aktivitas kita karena niat ikhlas untuk menggapai ridha_Nya.

Leave a comment »

Jadikan sabar dan shalat sebagai penolong

Allah berfirman, “Hai orang-orang yan beriman!Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Q.S. Al-Baqarah [2] : 153)

yang dimaksudkan disini, insyaAllah, adalah jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolong untuk mendapatkan ridha Allah dan perlu diketahui bahwa keduanya (sabar dan shalat) adalah wujud ketaatan kepada Allah.

ketika kita dihadapkan pada persoalan yang amat rumit dan kita sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikannya tetapi kita tetap tidak bisa menyelesaikannya, itu bukan berarti bahwa tidak ada cara untuk menyelesaikannya. yakinlah bahwa Allah akan membantu kita dalam setiap masalah yang kita hadapi. dan perlu diingat bahwa Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya(Q.S. Al-Baqarah : 286). semua yang Allah bebankan kepada kita pasti sesuai dengan kapasitas yang kita miliki. maka dari itu, kita tidak perlu khawatir jika kita menghadapi suatu masalah, insyaAllah itu semua sudah sesuai dengan kapasitas yang kita miliki.

Leave a comment »

”Kerjasama”

”Ssstt…liat dong”, ucap seorang mahasiswa dengan lirih saat ujian sedang berlangsung. ”Gue belom!!!”. ”Eh, liyat jawaban lw dong?”, ucapnya lagi. ”belon selese!”, jawabnya. Untuk kali ketiganya ia memberi kode dengan tangan kepada temannya, ”nomor 2…”, lirihnya. Dan seterusnya, hal yang sama pula, di setiap sudut ruangan kelas ujian, siapapun yang imannya tidak kuat, siapapun yang kurang PD, sampai waktu ujian habis. Apa yang mereka lakukan?

Ya, ”Kerjasama”. Itulah fenomena riil yang terjadi di salah satu Fakultas, Universitas paling bergengsi di Indonesia. Hal serupa banyak terjadi di hampir setiap saat ujian dilangsungkan. Dengan catatan, sang Dosen/Pengawas tidak ”Killer”. Meskipun ”killer”, terkadang juga terjadi ”kerjasama” tersebut. Apalagi jika si Dosen/Pengawas ”cuek” saja, mungkin lebih parah lagi ”kerjasama”nya. Bahkan pernah kejadian dan tentu saja nyata, seorang pengawas ujian mempersilahkan peserta ujian untuk melakukan ”kerjasama” dengan syarat tidak boleh menimbulkan kegaduhan. Sungguh ironis bukan??? Jika hal itu terjadi, tentu mereka yang tidak kuat iman segera melancarkan ”aksi” nya tanpa peduli siapapun yang penting finished, sedang mereka yang masih punya kekuatan iman tetap berusaha untuk tidak terjerumus ke jurang setan. Akan tetapi, Apakah sistem pendidikan seperti ini yang dinamakan sistem pendidikan yang berkeadilan??? Tentu saja bukan. Kasihan mereka yang telah berusaha maksimal untuk mempersiapkan ujian. Lantas, bagaimana sistem pendidikan yang seharusnya??? Jika hal ini dibiarkan terus-menerus akan terjadi berbagai dampak negatif yang merugikan tentunya, misalnya : membuat mahasiswa malas untuk belajar. Dampak negatif lainnya antara lain :

1. Semakin kita tidak mempercayai kemampuan diri sendiri.

Ya, karena kita sudah terbiasa untuk bergantung kepada orang lain. Tanpa kita sadari, sifat itu ter-install dalam diri kita dan sulit bagi kita untuk mematikan sifat tersebut jika kita tidak memiliki kemauan yang kuat untuk itu.

2. Semakin menumpuknya dosa-dosa kita.

Sesuai dengan pepatah sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit, dosa-dosa yang kita lakukan dari menyontek jika dilakukan terus-menerus akan menjadi bukit dosa. Sungguh hal yang amat menyedihkan.

3. Semakin rendahnya harga diri kita.

Ya, kami yakin kalian telah paham dengan kalimat diatas.

4. Degradasi moral.

Semakin sering kita menyontek berarti kita semakin sering belajar untuk menghalalkan segala cara dalam menyelesaikan sesuatu. Hal tersebut merupakan hal sangat tidak terpuji.

5. Mencoreng nama baik.

Sepandai-pandainya tupai meloncat pasti akan jatuh juga. Peribahasa yang tepat untuk menggambarkan hal dimana kita menyembunyikan perkara jelek/buruk, dalam konteks ini adalah menyontek. Tinggal menunggu waktu saja, kita segera akan mendapat balasan yang setimpal. Ya, nama baik kita akan tercoreng, kemudian keluarga, kemudian instansi, kemudian negara, dan seterusnya.

Dan masih banyak dampak yang lainnya kami yakin kalian sudah paham karena kalian sudah dewasa, bukan anak kecil lagi yang harus dimomong.

Jika dilihat dari perspektif pendidikan itu sendiri, tentu kita dilarang untuk meminta atau memberikan jawaban saat ujian sedang berlangsung. Hal itu jelas melanggar tata tertib ujian karena kami yakin setiap ujian pasti memiliki peraturan yang melarang pesertanya untuk meminta atau memberikan jawabannya saat ujian sedang berlangsung. Jika dilihat dari perspektif Agama, tentu juga tidak diperbolehkan untuk menyontek karena menyontek itu tidak jujur(bohong). Bohong itu adalah perbuatan tercela. Setiap agama pasti tidak memperbolehkan umatnya untuk melakukan perbuatan tercela. Dan dilihat dari perspektif manapun, menyontek itu tidak dibenarkan.

Segala sesuatu di muka bumi ini tentu ada asal muasalnya, ada penyebabnya, ada pemicunya. Begitu pula dengan menyontek, pasti ada banyak alasan/penyebab mengapa sebagian dari mereka menyontek, misalnya : karena belum persiapan, ngga tau kalo ada ujian/ngga tau materi apa yang akan diujiankan, ikut-ikutan temen yang juga nyontek, dan berbagai alasan lainnya, dari alasan yang logis sampai yang tidak logis.

Sebenarnya alasan apapun tidak dapat dijadikan dasar untuk menyontek. Apalagi kalo alasannya itu karena belum siap. Sungguh aneh bin strange. Bukankah biasanya kita diberitahu dulu sebelum ujian dilangsungkan. Meskipun tidak diberitahukan sebelumnya, siap tidak siap kita harus selalu siap. Apakah kita selalu dihadapkan pada hal yang selalu disiapkan terlebih dahulu??? Tentu tidakkan! Contohnya, ketika kita mendapatkan musibah kecelakaan lalulintas secara tiba-tiba, apakah kita mempersiapkan diri untuk kecelakaan tersebut? Ya, intinya kita harus siap dengan segala keadaan, apapun, dimanapun dan kapanpun.

Sungguh sulit sekali untuk menghilangkan culture yang satu ini. Diperlukan usaha ekstra keras untuk menghilangkan culture ini. Setiap stakeholder harus saling bekerjasama untuk mengentaskan hal ini. Entah itu dari dosennya, pengawasnya, maupun pesertanya. Pada dasarnya, kita harus menguatkan iman yang kita miliki supaya kita tidak terjerumus ke dalam limbah kenistaan serta kita perlu banyak-banyak berdoa dibarengi dengan berusaha maksimal dengan harapkan supaya kita diberikan kemudahan/jalan di setiap cobaan yang kita hadapi.

Leave a comment »

LUBANG RESAPAN BIOPORI (LRB) : LUBANG KECIL PENCEGAH BANJIR

Banjir merupakan bencana alam berupa luapan air yang menggenangi suatu wilayah dalam jumlah yang cukup besar. Ini biasanya terjadi karena sistem drainase makro (drainase alam) sudah tidak mampu untuk menyerap air dalam jumlah besar. Sistem drainase mikro (drainase buatan) juga tidak mampu untuk menampung dan mengalirkan air permukaan. Beberapa faktor-faktor penyebab terjadinya banjir antara lain pendangkalan sungai, rusaknya saluran-saluran drainase, tidak adanya daerah resapan air, tidak adanya Ruang Terbuka Hijau (RTH). Sebenarnya, faktor penyebab banjir yang paling utama adalah kurangnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan, di samping faktor-faktor alam penyebab banjir misalnya, curah hujan, jenis tanah. Kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan menyebabkan tersumbatnya saluran drainase sehingga ketika hujan turun saluran drainase tidak mampu menampung dan mengalirkan air hujan. Pengembangan infrastruktur wilayah hasil buah pikiran manusia juga menjadi salah satu penyebab banjir. Pembangunan yang dilakukan tidak menggunakan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) yang baik dan benar tetapi hanya sebagai formalitas, cermin penduduk Indonesia.

Bencana alam seperti banjir bukan berarti tidak punya solusi. Setiap permasalahan yang ada pasti ada solusinya. Banyak alternatif yang bisa digunakan untuk menanggulangi / mencegah banjir. Salah satu alternatif pencegahan banjir adalah Lubang Resapan Biopori (LRB), di samping alternatif-alternatif lainnya.

Lubang Resapan Biopori (LRB) adalah teknologi tepat guna yang digunakan untuk mengatasi banjir dengan cara meningkatkan daya resap air ke tanah. Teknologi ini sangat sederhana dan ramah lingkungan. LRB terbuat dari tanah yang dilubangi menggunakan bor Lakonserva, berdiameter 10 – 30 cm dan panjangnya kurang lebih 80 – 100 cm. Lubang tersebut di beri sampah organik yang nantinya akan berubah menjadi kompos dengan memanfaatkan aktifitas fauna tanah dan akar tanaman. LRB ini juga bisa mengurangi emisi gas rumah kaca seperti karbon dioksida dan metan.

LRB akan menambah luas bidang resapan air, setidaknya ukurannya sebesar luas dinding lubang. Lubang Resapan yang berdiameter 10 cm dan panjangnya 80 cm memiliki luas bidang resapan 2590,5 cm2. Dengan kata lain, suatu permukaan tanah berbentuk lingkaran yang berdiameter 10 cm memiliki luas bidang resapan 78,5 cm2. Namun, setelah dibuat Lubang Resapan dengan kedalaman 80 cm, luas bidang resapannya berubah menjadi 2590,5 cm2 atau hampir ¼ m2. Adanya aktivitas fauna tanah dan akar tanaman menjadikan terbentuknya biopori yang selalu terpelihara. Oleh sebab itu, bidang resapan ini ada senantiasa terjaga kemampuannya dalam meresapkan air. Dengan demikian, kombinasi antara luas bidang resapan dan biopori secara bersama-sama akan meningkatkan kemampuan tanah dalam meresapkan air.

Langkah-langkah untuk membuat LRB tergolong mudah. Kita cukup dengan mengebor tanah searah jarum jam menggunakan alat bor. Dalam pengeboran perlu ditambahkan air supaya tanah menjadi lebih gembur dan mengebornya lebih mudah. Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi siapapun untuk tidak membuat LRB karena pembuatannya mudah. Selain itu, LRB juga bisa diterapkan dimana saja. Lahan yang sudah ditutup dengan perkerasan jalan pun bisa dibuat LRB, apalagi lahan yang masih terbuka.

LRB merupakan teknologi yang ramah lingkungan. Ini dibuat dari tanah dengan cara dibor. Tidak ada satu pun bahan kimia / bahan berbahaya yang digunakan untuk membuat Lubang ini. Lagipula, lubang ini berfungsi untuk merubah sampah organik menjadi kompos sehingga dapat mengurangi jumlah sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Alat untuk membuat LRB, bor Lakonserva, juga tidak terlalu mahal hanya Rp 175.000,- dan bisa digunakan berkali-kali. Jika dihitung-hitung, fungsi LRB jauh melebihi harga yang harus dikeluarkan untuk membeli alat bornya.

Lubang Resapan Biopori merupakan salah satu alternatif pencegahan banjir. LRB berfungsi meningkatkan kemampuan tanah dalam meresapkan air. Semakin banyak LRB yang dibuat maka semakin banyak pula air yang bisa diserap ke dalam tanah. Semakin banyak air yang diserap oleh tanah akan semakin mengurangi aliran air permukaan sehingga akan mencegah terjadinya banjir. Air yang diserap bisa menambah cadangan air tanah sehingga nantinya bisa mencegah terjadinya krisis ketersediaan air di musim kemarau. Pembuatan LRB dalam jumlah besar berarti mengurangi sampah organik dalam jumlah besar pula. Hal itu akan mengurangi penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Selain itu, juga akan mengurangi beban sungai dalam menampung sampah. Berkurangnya jumlah sampah di sungai juga akan mencegah terjadinya banjir karena tempat yang awalnya terisi oleh sampah akan digantikan oleh air permukaan.

Leave a comment »

DAMPAK PERUBAHAN POLA PENGGUNAAN LAHAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) DI INDONESIA

Pertambahan jumlah penduduk Indonesia yang sangat pesat secara tidak langsung memacu pembangunan nasional yang pesat pula. Selama tiga–empat dekade terakhir ini, pembangunan nasional telah membawa perubahan besar, tidak hanya pada kehidupan sosial ekonomi masyarakat, tetapi juga pada pola penggunaan lahan DAS. Perubahan pola penggunaan lahan DAS akan mengganggu keseimbangan fungsi-fungsi DAS itu sendiri. Hal ini akan membawa dampak yang cukup serius bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Dampak seperti apa yang akan mengancam kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya?

Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan wilayah daratan yang dibatasi oleh pemisah topografis berupa punggung bukit yang menerima air hujan dan mengalirkannya ke hilir dan bermuara ke laut. DAS terdiri dari beberapa sub-DAS yang merupakan suatu anak sungai yang bermuara di dam, danau, waduk atau sungai yang lebih besar. Sub-DAS sering juga disebut sebagai Daerah Tangkapan Air atau Catchment Area. Hampir setiap DAS yang dilalui oleh sungai-sungai besar di Indonesia memiliki Balai Pengelolaan (BP). Hal ini menunjukkan betapa pentingnya fungsi DAS. Kelalaian dalam mengelola DAS bisa berakibat fatal karena keseimbangan fungsi DAS terganggu.

Penggunaan lahan DAS dibagi menjadi beberapa bagian antara lain : hutan, biasanya berada di daerah hulu; kawasan budidaya, perkebunan, pertanian; pemukiman; rawa, waduk atau danau, bantaran sungai; kawasan industri dan lain-lain. Hujan yang turun dalam kawasan DAS akan mengalami kejadian yang berbeda sebelum bermuara di laut.

Pertama, air hujan yang jatuh di kawasan hutan akan menjadi uap kembali (eveporasi), mengalir urut batang (stemflow) turun ke tanah atau jatuh langsung dari dahan, ranting dan daun langsung ke tanah. Umumnya, lapisan permukaan tanah hutan terdiri dari bahan organik (horizon O) yang berasal dari dekomposisi bahan tanaman, maka air yang sampai ke tanah akan mudah diresapkan ke dalam tanah. Air yang jatuh ke tanah akan ditahan oleh lapisan tumbuhan bawah, berupa semak dan perdu, serta lapisan humus sehingga sedikit merusak partikel tanah.

Kedua, lahan pertanian biasanya digarap, disiangi, dipupuk secara intensif sehingga tanaman bawah bersih. Akibatnya air hujan yang jatuh ke tanah dapat langsung mencerai-beraikan partikel tanah di permukaan lahan dan terjadilah erosi. Hujan yang jatuh langsung dari langit ke permukaan lahan akan mencerai-beraikan partikel tanah dengan energi yang lebih besar sehingga erosinya akan makin besar. Saat menjelang musim tanam, lahan biasanya dibersihkan sehingga saat hujan datang tetapi tanaman belum mampu melindungi tanah maka erosi akan terjadi. Air yang meresap ke dalam tanah lebih sedikit dari pada yang mengalir sebagai aliran permukaan tanah (run-off) yang mampu menyebabkan erosi dan mengalir ke sungai bersama sedimen yang terangkut. Berbeda dengan lahan pertanian, lahan perkebunan tanaman keras memiliki fungsi hampir seperti tanaman hutan. Tegakan tanaman menghalangi tanah dari pukulan air hujan sehingga akan terserap ke dalam tanah. Volume run-off pun akan terhambat oleh tegakan tanaman perkebunan begitu pula dengan sedimennya.

Ketiga, pemukiman di perkotaan umumnya terdiri dari bangunan kedap air: atap, jalan aspal, jalan beton, saluran drainase beton, halaman beton sehingga air tidak diberi kesempatan untuk meresap ke tanah. Hal ini menyebabkan semua hujan yang turun di kawasan ini akan dialirkan ke sungai utama dan bermuara di laut, waduk atau danau, berikut air limbah yang ikut terbawa. Semakin luas wilayah pemukiman maka semakin meningkatkan volume air yang masuk ke sungai utama. Saat musim penghujan tiba, itu berpotensi menimbulkan banjir. Meskipun demikian, erosi di kawasan pemukiman relatif lebih kecil dibanding dengan kawasan budidaya dan pedesaan.

Keempat, air hujan yang jatuh di kawasan waduk, danau, dam atau sungai akan menambah langsung volume air yang dicirikan dengan naiknya permukaan air. Secara langsung tidak menyebabkan erosi. Namun, jika mengalir maka akan mengikis dinding/tebing saluran/badan air dan mengangkutnya ke hilir.

Di Indonesia, keadaan DAS yang sekarang ini berbeda dengan dahulu. Ledakan penduduk menyebabkan perubahan penggunaan lahan DAS. DAS yang semula kawasan hutan menjadi kawasan pemukiman dan budidaya. Saat ini, DAS, khususnya di Jawa, didominasi oleh kawasan budidaya yang mencapai 50-85% dan kawasan pemukiman yang sudah mencapai 30%. Sedangkan kawasan hutan dibawah 20%.

Perubahan kawasan hutan menjadi kawasan pemukiman dan budidaya akan menyebabkan bencana alam berupa banjir, erosi, tanah longsor, kekeringan, dan lain-lain. Kawasan budidaya yang terlalu luas menyebabkan aliran air permukaan semakin banyak jumlanya karena air hujan yang turun lebih banyak yang tidak terserap. Hal ini akan menyebabkan banjir. Tanaman budidaya yang tidak dapat menutupi tanah dari hantaman air hujan menyebabkan erosi. Apalagi jika hujan langsung mengenai tanah, maka erosinya akan semakin besar. Erosi secara besar-besaran yang terjadi di daerah bantaran, daerah rendah maupun di daerah curam berpotensi terjadinya tanah longsor. celakanya adalah jika kawasan tersebut merupakan pemukiman maka bukan tidak mungkin akan jatuh korban jiwa.

Kawasan hutan yang jumlahnya semakin sedikit, hanya bisa menyerapkan air dengan jumlah yang tidak terlalu signifikan. Hal itu akan mengakibatkan kekeringan karena cadangan air tanah terlalu sedikit. Jika musim kemarau tiba, kekeringan akan bertambah parah. Selain itu, vegetasi hutan yang jumlahnya sedikit akan meningkatkan aliran air di sungai karena hanya sedikit yang bisa diserap oleh tanah. Dalam jumlah yang besar dan aliran air yang relatif lebih cepat, tebing saluran/badan air akan mudah tererosi. Erosi dalam waktu lama dan besar bia mengakibatkan tanah longsor.

Leave a comment »

DAMPAK PEMANASAN GLOBAL

Apa yang akan terjadi jika lapisan ozon di bumi semakin tipis bahkan berlubang?tentu akan membawa banyak bencana bukan. Lapisan ozon berfungsi melindungi makhluk hidup yang ada di bumi dengan cara mengurangi intensitas panas yang masuk ke bumi. Kini, lapisan ozon semakin menipis akibat dari ulah manusia itu sendiri. Emisi gas CO2 hasil dari pembakaran fossil fuels merusak lapisan ozon yang ada di atmosfer. Selain itu, gas CO2 juga menyebabkan efek rumah kaca. Efek rumah kaca membuat panas matahari tidak bisa dipantulkan keluar, tetapi malah diserap bumi. Hal inilah yang menyebabkan suhu permukaan meningkat. Bisa dibayangkan, jika hal ini terjadi terus-menerus pasti akan terjadi bencana besar di masa-masa mendatang.

Pemanasan global sangat besar dampaknya terhadap lingkungan dan makhluk hidup. Dampak tersebut sangat mengancam keberadaan makhluk hidup beserta lingkungannya. Pemanasan global ini disebabkan oleh emisi gas CO2 yang dihasilkan dari aktivitas manusia. Industrialisasi, transportasi, bisnis, peternakan, penebangan hutan, semuanya menghasilkan gas CO2 yang menjadi penyebab utama pemanasan global. Tidak bisa dipungkiri, manusialah penyebab semua ini dan dampaknya juga akan dirasakan oleh mereka sendiri. Pemanasan global memberikan banyak dampak buruk. Meningkatnya suhu bumi, perubahan iklim, naiknya permukaan air laut, mewabahnya bibit penyakit, mencairnya es di kutub selatan maupun utara serta di pegunungan bersalju, dan masih banyak lagi, merupakan dampak dari pemanasan global. Sungguh menakutkan bukan? Meningkatnya suhu di permukaan bumi menyebabkan banyak hewan yang mati karena stres akibat panas, tumbuhan banyak yang mengering dan kemudian mati. Sumber air pun banyak yang mengering karena banyaknya penguapan yang terjadi. Akibatnya, manusia kekurangan air dan kemudian mati karena dehidrasi. Tumbuhan penghasil bahan makanan terpanggang oleh panas matahari sehingga tidak jadi berproduksi. Dan manusia akan kekurangan pangan, kelaparan akan terjadi di sana sini, terjangkitnya penyakit di sana sini. Dahsyat bukan dampak pemanasan global?perubahan iklim yang drastis, lamanya musim kemarau dan cepatnya musim penghujan, akan membawa dampak yang berbeda lagi. Musim kemarau yang lama mengakibatkan manusia kekurangan air. Jika masuk musim penghujan air melimpah ruah dan berpotensi menimbulkan banjir. Selain itu, perubahan iklim di kawasan utara bumi, yang awalnya merupakan daerah dingin menjadi daerah hangat, menyebabkan mewabahnya penyakit lama, seperti malaria karena malaria akan cepat berkembangbiak pada suhu yang hangat. Hal ini tentunya bisa merenggut korban jiwa. Es yang mencair membuat volume air yang ada di bumi bertambah. Ini mengakibatkan naiknya permukaan air laut. Naiknya permukaan air laut membuat daerah pesisir pantai tertutup air, meningkatkan abrasi sehingga daratan akan semakin berkurang. Banyak pulau-pulau yang tak berpenghuni juga ikut tenggelam akibat naiknya permukaan air laut. Lambat laun seluruh daratan yang ada di bumi akan tertutup oleh air dan menjadi lautan. Dampak pemanasan global yang lain ialah banyaknya bencana alam yang terjadi seperti banjir, kebakaran hutan, badai tropis El Nino dan La Nina. Semuanya sangat membahayakan keberadaan makhluk hidup.

Pemanasan global membawa dampak buruk yang begitu mengerikan. Keberadaan makhluk hidup di muka bumi terancam punah. Betapa tidak, naiknya permukaan air laut, meningkatnya suhu di permukaan bumi, berbagai bencana alam, mewabahnya penyakit seluruhnya membahayakan makhluk hidup. Kita tidak bisa diam dengan semua ini, pemanasan global terjadi akibat ulah manusia kita perlu menghentikan aktivitas manusia yang menyebabkan pemanasan global ini. Emisi gas merupakan penyebab utama pemanasan global. Kita perlu menghentikan penggunaan bahan bakar fosil dengan menggantikannya dengan bahan bakar ramah lingkungan, bahan bakar hijau (biofuel). Para penguasa negara-negara di seluruh dunia juga perlu membuat aturan tentang larangan penggunaan bahan bakar fosil melebihi penggunaan yang telah ditetapkan. Jika di antara mereka ada yang melanggar sudah seharusnya kita memberinya hukuman. Dan jika di antara mereka ada yang menggalakkan program untuk mengurangi dampak pemanasan global selayaknya kita memberikan penghargaan atas usahanya. Dengan sistem yang demikian, reward and punishment, diharapkan mereka sadar dan berkompetisi untuk menyelamatkan dunia kehancuran.

Leave a comment »

Global Warming and Its Effect to Environment and Living Creature

Nowadays, whether you want to know or not, actually, humans have endangered themselves. Most of their activity they do endanger themselves. Human activities that is obvious endanger them is the using of fossil fuels in their activities. The using of fossil fuels causes global warming. Gas emission that is produced by fossil fuels destroy environment around us. The devastation of environment brings bad effect that endanger living creature. Scientists have made guess about the effect of global warming concerning environment, animals and plants life, and human health.

Environment in the earth has changed such as climate, sea level, temperature. It happens because of global warming. Global warming is caused by green house effect. The gas components of green house effect consist of carbon dioxide, methane, ozone, nitrate oxide, and chlorofluorocarbon. Green house effect in the atmosphere causes heat solar isn’t bounced back, but it’s absorbed by the earth. Absorbing heat solar in great quantities causes increasing earth temperature. It will cause bad effect such as melting of ice, climate changed, disasters caused. The melting of ice makes the amount of water in the earth increase. It causes increasing sea level surface and decreasing land vast. Climate changed happens through the earth. It can cause many disasters like El Nino and La Nina. It’s harmful for living creature. All of the events mentioned the text above is because of human activity. Human uses fossil fuels for transportation, industry, agriculture. It causes global warming because of its gas emission.

The effect of global warming endangered animals and plants. Global Warming cause many disasters such as heat wave. It’s harmful. So, plants will be broken and animals can dead because of it. Heat solar which caused by Global Warming can make animals shock. Then, it will be dead. Local climate changes will change organism adaptation. If organisms can not adapt with the environment, they will be dead. Global Warming will to continue for a long time if we don’t try to stop it. During Global Warming, many animals and plants are dead. This phenomenon will decrease the kind of lives on earth.

Besides influence animals and plants, Global Warming also influence human, especially human health. Throughout the world, the prevalence of some diseases and other threats to human health depend largely on local climate. Extreme temperatures can directly lead to loss of life, while climate-related disturbances in ecological systems, such as changes in the range of infective parasites, can indirectly impact the incidence of serious infectious disease. In addition, warm temperature can increase air and water pollution, which in turn harm human health. Global Warming can create new disease like asthma and skin cancer. It’s really endangered human. The old disease will easy turn up again like malaria. Now, malaria has turned up again. Climate change may directly affect human health through increases in average temperature. Such increases may lead to more extreme heat waves during the summer while producing less extreme cold spells during in the winter. Increases in average temperatures are expected to result in new record-high temperatures and warm nights.

As we have seen, the fact that the effects of Global Warming influence environment and living creature is correct. Many disadvantages we get from Global Warming, happens because of ourselves. So, we should try to stop Global Warming. But, I’m sure we can not stop Global Warming. We only can reduce its effect. One of the ways to reduce the effects of Global Warming is reduce using of fossil fuels. It can be done by replace fossil fuels with green fuels. A lot of ways we can do to reduce the effect of Global Warming. We can do it by ourselves and then we invite people to do the same. And the most important, do our best to keep this problem from getting worse.

Comments (1) »